Sangatta – Tidak dapat dipungkiri bahwa listrik sangat penting untuk banyak aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, penggunaan alat rumah tangga, hingga teknologi dan komunikasi.
Listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga yang paling berpengaruh dan diperlukan saat ini. Konsumsi listrik rumah tangga tertinggi di Indonesia pada tahun lalu, yaitu 71,36 juta.
Namun masih banyak daerah di Indonesia yang belum mendapatkan aliran listrik ataupun hanya memiliki sumber listrik yang terbatas, khususnya di daerah pelosok dan terpencil.
Tidak jarang, masyarakat di daerah tersebut sering kali bergantung pada generator sebagai sumber listrik alternatif. Akan tetapi, generator listrik memilik keterbatasan, termasuk kapasitas daya dan ketergantungan bahan bakar.
Sehingga mereka hanya dapat mengonsumsi listrik dalam jumlah minimal, karena generator yang menyala selama beberapa jam dan mati beberapa jam kemudian.
Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu daerah yang masih mengalami situasi listrik bergilir ini, yang sebagian wilayahnya belum memiliki listrik secara merata.
Faizal Rachman, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), menekankan bahwa pemerintah harus memperhatikan masalah listrik dan mencari solusi yang serius.
Menurut data dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kabupaten Kutim, hanya 68% dari semua desa di Kabupaten Kutim memiliki aliran listrik yang stabil.
“berdasarkan kan data PLN kita, baru 68% desa yang teraliri listrik,” ujarnya baru-baru ini.
Meskipun hasilnya cukup memuaskan, ini bukanlah hasil yang diingikan pihaknya. Menurutnya, hasil yang maksimal perlu dicapai agar manfaaat listrik dapat dirasakan seluruh desa dan masyarakat.
Faizal berharap, pemerintah dan PLN dapat bekerja sama untuk menyediakan listrik ke seluruh desa tanpa terkecuali, sehingga masyarakat tidak perlu lagi khawatir tentang pemadaman listrik bergilir seperti sebelumnya.ADV